Nama
: Angga Bimantoro
NPM
: 11209920
Kelas
: Pengulangan
1. Membuat
penalaran deduktif dan berilah contohnya
Jawab :
Penalaran Deduktif
Sebagai suatu istilah dalam
penalaran, deduktif / deduksi adalah merupakan suatu proses berpikir
(penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada
suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dari
pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk bermacam-macam
proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Proposisi baru itu
tidak lain dari kesimpulan kita mengenai suatu fenomena yang telah kita
identifikasi dengan mempertalikannya dengan proposisi yang umum. Dalam
penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta. Yang perlu
baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang mengidentifikasi
suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan suatu proposisi umum tadi. Bila
identifikasi yang dilakukannya itu benar, dan kalau proposisinya itu juga
benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar.
Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme
kategorial, entimem, rantai deduksi, silogisme alternatif, silogisme hipotesis
dan sebagainya.
Contoh penalaran deduktif :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status sosial.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a.
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2
pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh
:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi /
kesimpulan)
b.
Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar
matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada
proses fotosintesis
2.
Membuat Karya Ilmiah
Tema
: Lingkungan
Judul
: Pemanasan Global
Latar Belakang Masalah :
Karya tulis dengan judul Pengaruh
Pemanasan Global Pada Kehidupan di Dunia ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar bahaya yang mengancam akibat global warming ini. Banyak sekali
orang-orang yang melakukan hal yang menyebabkan global warming, entah mereka
tidak tahu, atau mereka tahu tetapi dibiarkan saja. Karena itu penulis membuat
karya tulis ini dengan tujuan mengingatkan bahaya pemanasan global yang boleh
dibilang tidak lama lagi akan mencapai puncaknya.
Menurut penulis, pemanasan global
sudah cukup parah untuk saat ini, dan akan memperparah jika tidak ada usaha
untuk diperlambat. Sedangkan kenyataannya kita sekarang malah memperparah
keaadaan dengan cara seperti menambah jumlah emisi gas kendaraan bermotor yang
mengeluarkan banyak CO2, memakai hairspray yang mengandung aerosol, dsb.
Harapan penulis, pemanasan global bisa dicegah se-maksimal
mungkin dengan cara, salah satunya mungkin kita semua bisa mengurangi pemakaian
kendaraan bermotor dan lebih memilih memakai sepeda, karena selain berolahraga,
menggunakan sepeda juga tidak menyebabkan pemanasan global. Tetapi pada
kenyataannya, hal seperti itu sangat sulit untuk diwujudkan. Mengingat
keegoisan kita sendiri yang mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing,
misalnya tidak mau berkeringat saat sampai di sekolah, atau bisa kepanasan saat
dijalan, malah ada juga yang mungkin berpikiran nanti tatanan rambutnya rusak
jika naik sepeda. Oleh karena itu mungkin kita harus berpikir dalam-dalam dan
berusaha se-maksimal mungkin untuk memperlambat pemanasan global, dengan cara
yang tidak terlalu rumit, tetapi berarti untuk bumi.
Rumusan
Masalah :
Berdasarkan
latar belakang di atas maka timbul masalah:
1.
Apakah
pemanasan global itu?
2.
Apakah
bahaya dan pengaruh pemanasan global itu?
3.
Bagaimana
cara mengendalikan pemanasan global?
Tujuan
Penulisan :
Berdasarka
latar belakang yang menjadi alasan penulis membuat karya ilmiah ini, penulis
membuat karya ilmiah ini dengan tujuan untuk :
1. Agar kita
mengetahui apa itu pemanasan global?
2. Agar kita dapat
mengetahui bahaya dan pengaruh akibat terjadinya pemanasan global.
3. Kita sebagai
manusia yang masih membutuhkan bumi ini dapat berpikir keras cara memperlambat
pemanasan global dan mengatasi kerusakan parah akibat pemanasan global.
Kesimpulan :
Sebenarnya
pemanasan global itu sudah terjadi sejak tahun 1861, tetapi belum parah seperti
sekarang. Itu menunjukan ada nya peningkatan suhu dari tahun ke tahun, sehingga
ada kemungkinan besar pemanasan global ini akan semakin parah di masa depan.
3.
Membuat
Resensi
a.
Judul : Bumi Cinta
Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
Keunggulan Novel
:
Novel Bumi Cinta memiliki banyak
keunggulan antara lain, gaya bahasa yang dibuat pengarang sangat mudah dipahami,
ringan namun sangat berbobot. Amanat yang disampaikan pun mudah terserap,
karena kecerdasan pengarang yang menuangkan karya dengan membangun jiwa para
pembaca agar memiliki bekal kunci kemenangan orang-orang yang beriman, manakala
musuh besar, terutama musuh yang dapat meluluhlantahkan keimanan orang-orang
yang beriman. Hal ini semua pengarang tuangkan melalui tokoh utama novel
tersebut. Disamping itu banyak pengenalan dan pengetahuan mengenai kehidupan di
Moskow-Rusia, mulai dari bahasa-bahasa Rusia, keindahan alam dan bangunan,
kebiasaan perilaku sampai sedikit informasi mengenai mavia di Rusia.
Kelemahan Novel
:
Mungkin novel ini bagi para pembaca
yang telah memahami betul cerita dan amanat dari isi novel ini, merasa ingin
dilanjut kembali ceritanya, dapat dikatakan pengarang seperti sengaja membuat
akhir cerita yang akan dilanjutkan.
Plot cerita terasa sangat datar.
Ketika peristiwa pengeboman terjadi saya berharap ini menjadi klimaks cerita
tentang kedzaliman yang harus dihadapi Ayyas, namun sayang ini sekali ini tidak
kita jumpai. Tokoh Ayyas di sini tidak menghadapi konflik yang berarti alias
bahagia-bahagia saja sepanjang cerita.
Sinopsis :
Saat itu Moskwa sedang musim dingin.
Butiran-butiran salju berjatuhan dari langit Moskwa. Salju yang turun perlahan
dan dingin membalut tulang tidak menghalangi arus lalu lalang orang-orang di
bandara Sheremetyevo. Dua orang pemuda berwajah Asia Tenggara terlihat saling
bercengkrama satu sama lain, mereka sudah sembilan tahun tidak bertemu. Yang
baru keluar dari bandara itu bernama Muhammad Ayyas, dan temannya yang telah
lama tinggal di Rusia bernama Devid. Tidak lama kemudian mereka bergegas
menaiki taksi dan melaju ke sebuah apartemen yang telah disewakan oleh Devid
untuk Ayyas selama melakukan penelitian terhadap sejarah Rusia dalam beberapa
bulan kedepan.
Tanpa Ayyas duga sebelumnya, ia satu
apartemen dengan dua orang nonik Rusia yang berparas sangat
cantik. Padahal sejak dari kecil Ayyas tidak biasa dengan hal semacam itu, ia
lemah terhadap perempuan cantik. Ia sangat taat beragama dan ia takut imannya
akan runtuk bila tinggal bersama mereka. Namun menurut Devid, itulah yang
terbaik untuk dirinya. Sejak saat itu lah, perjalanan hidup Ayyas dipenuhi
dengan godaan. Belum lagi, asisten professor yang berparas sangat menawan yang
membimbingnya dalam membuat tesis tersebut selalu menari di pelupuk matanya.
Ayyas merasa ujian ini sangat berat.
Setelah cukup lama tinggal satu
apartemen dengan dua orang nonik Rusia, Ayyas sangat terkejut,
karena ternyata kedua orang itu bukanlah orang baik-baik. Seorang gadis bernama
Linor, kepergok sedang melakukan perzinaan di ruang tamu apartemen bersama
seorang anggota mafia Rusia. Bahkan mafia itu terang-terangan mengajak Ayyas
untuk berzina bersama mereka. Namun Ayyas langsung masuk kamar dan menyalakan laptopnya
serta memutarkan lantunan ayat suci Al Quran secara keras. Karena merasa
terusik, mafia tersebut memaki Ayyas dan akhirnya perkelahian tidak bisa
terelakkan. Akhirnya mafia tersebut kalah dan meninggal. Tidak hanya itu,
ternyata Linor adalah seorang Zionis Israel yang sangat membenci Islam. Tidak
berapa lama setelah itu, Ayyas mengetahui bahwa teman apartemen yang satu lagi
yang bernama Yelena, ternyata adalah seorang pelacur kelas kakap di Moskwa, dan
Yelena adalah seorang yang tidak percaya akan adanya Tuhan.
b.
Pengarang
: Ngarto Februana
Judul : Menolak Panggilan Pulang
Keunggulan :
1.
memberi nilai lebih Positif terhadap
suatu kebudayaan.
2.
Tampak Jelas Penguasaan tentang
rimba yang di tulis oleh penulis
3.
Menampilkan konlik-konflik
yang sangat dramatis
Kekurangan :
1.
Pemakaian bahasa yang tidak dapat di
mengerti
2.
Proses budaya dalam diri Utay yang
agak tidak di bahas oleh penulis
Sinopsis
:
Novel ini bercerita tentang kisah
manusia di Loksado, suatu wilayah yang dihuni oleh suku Dayak Meratus (ini
meminjam istilah Anna Tsing). Letak arkaisnya masyarakat yang menghuni
digambarkan dengan daerah pedalaman yang kurang bersentuhan dengan budaya luar,
penduduknya masih memeluk autocthonous religion, kepercayaan setempat, yang
manifestasinya adalah penghormatan kepada roh-roh.
NOVEL dibuka dengan pemaparan
mengenai sakitnya Utay, calon pengganti kepala suku, dan tatkala berhasil
disembuhkan oleh penghulu toh penghulu tetap berduka. "Malapetaka akan
datang, As," seru sang penghulu kepada Asui, salah seorang penghuni balai
(hal 10).
Lalu datanglah masa ketika Utay
menerobos halangan kultural karena dialah satu-satunya anak suku bukit-begitu
orang luar menyebut mereka- yang bersekolah sampai SMA (sekolah menengah atas).
Dan dialah satu-satunya anak suku bukit yang bersekolah hingga setinggi itu; di
kota lagi. Bagaimana sang ayah tidak bangga melihat calon penggantinya pintar
di atas rata-rata, ditambah lagi pandangan masyarakatnya yang melihatnya bagai
seorang titisan dewa (hal 65).
Namun, di sinilah justru masalahnya
timbul. Utay mengalami cultural shock, guncangan budaya. Ia yang semula hidup
di balai yang tidak mengenal pemisahan ruangan bagi keluarga-keluarga, kini
menempati privacy-nya dengan kamar yang dihuninya sendiri.
Budaya luar yang diperoleh di kota
membekali Utay untuk menafsirkan pandangannya maupun mengekspresikan naluri
alamiah kemudaannya yang semakin menggelora, lepas dari kungkungan hukum adat
dan moral religius tempat dari mana ia berasal. Ia mulai diganggu oleh dorongan
dari dalam, berdekatan, berciuman, meremas-remas buah dada.
Demikian pula sewaktu ia diajari
ayahnya mantra-mantra penolak bala sebagai persiapan menjadi kepala suku, Utay
sering berkata, "Emm, maaf, ulun (saya) lupa," kalimat yang
menandakan rasa tidak respek.
Pamali dan tabu pun dilanggarnya. Ia
bawa budaya kota dengan memperlakukan Aruni (protagonis kedua), bunga desa dan
dewi cahaya bagi masyarakatnya, calon pendampingnya kelak saat menduduki kepala
suku, ke dalam asyik-masyuknya gairah dan hasrat seksual, dari berciuman hingga
lanjutannya, di sela-sela pepohonan, di antara gemericiknya Sungai Amandit,
wilayah bersemayamnya para dewa yang siap menjatuhkan kutukan.
Selanjutnya melalui sosok Utay dan
Aruni, Ngarto melanjutkan jalinan dan perbenturan antara budaya luar dan budaya
suku bukit tersebut. Di satu pihak Utay merepresentasikan budaya kota, dan
akhirnya menjadi pegawai perusahaan perkayuan, dus wakil bagi kepentingan
perusahaan HTI (hutan tanaman industri) yang siap merambah dan memperluas
industri perkayuan modernnya dengan alat-alat canggih. Kalaupun ada keinginan
memajukan kaumnya, ia selalu memakai bahasa-bahasa yang sarkastis, seperti
"primitif", "terbelakang", "tidak bisa diajak
maju," serta istilah yang tidak dimengerti mereka.
"Ini menguntungkan kita,
Ayah" (hal 131), katanya ketika ia memperkenalkan kayu sengon sebagai
upaya mengganti ladang berpindah yang telah ratusan tahun menjadi ciri
kehidupan ekonomi, ekologi yang dibalut oleh kosmogoni dan mitologi suku Dayak.
Lain halnya Aruni, ia merepresentasikan seorang pendidik yang sabar untuk
mentransformasikan adat-istiadat setempat.
Simaklah kata-kata Aruni yang
cerdas-bernas-patriotik, "Saya putri penghulu. Saya sudah bertekad untuk
mengabdi kepada suku Bukit dengan kemampuan saya yang terbatas ini. Demi
kesejahteraan suku Bukit." (hal 62).
Atau dengan ungkapannya, "Saya
mengakui bahwa perubahan pola hidup menuju yang lebih baik tanpa meninggalkan
kearifan itu perlu sekali. Sekali lagi, tanpa menghilangkan kearifan. Maaf,
sejauh yang saya tahu, dari pengetahuan saya yang terbatas ini, masuknya
industri perkayuan, perusahaan HPH, HTI, dan industri penambangan di beberapa
wilayah Kalimantan ini telah menghilangkan kearifan adat. Juga terkikisnya
tatanan kehidupan asli sebagai pedoman hidup sejak ratusan tahun yang
lalu." (hal 137).
Aruni memang lebih bisa menyatu
dengan lingkungannya, dan ia pun mendapat kehormatan yang tinggi sebagai calon
balian, balianperempuan untuk pengobatan tradisional yang kelak akan bisa
berhubungan dengan alam petilarahan, alam roh.
Namun, Aruni juga sering goyah
pendirian karena penentangnya adalah juga kekasih hatinya, dan juga
tertempelnya sifat sebagaimana layaknya perempuan (ini menginterpretasikan
teks-nya Ngarto) yang cenderung lemah, pasrah dan tak sanggup memikul beban
yang dirasa berat. Sementara sang belahan jiwa, Utay, karena gelegak darah mudanya,
terus terhanyut dalam kepribadian terbelah hingga ia melakukan
tindakan-tindakan konyol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar